MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Setelah kurang lebih empat Jam menjalani pemeriksaan di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab langsung keluar menuju ke arah ribuan massa yang dengan setia mengawalnya sejak pagi hari. Senin (23/1/2017)
Kedatangan Habib Rizieq langsung disambut oleh gemuruh Takbir dan shalawat yang dilantunkan oleh massa yang mayoritas menggunakan busana warna putih didepan pintu masuk Polda Metro Jaya, tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman.
Dengan dikawal oleh sejumlah Laskar, mobil B 1 FPI yang membawa Habib menuju mobil komando yang digunakan untuk berorasi.
Dari atas mobil Komando Habib Rizieq menyampaikan apresiasinya terhadap umat Islam yang telah bersedia melakukan pengawalan dan pembelaan terhadap Ulama.
“Saya dan kawan-kawan dari segenap pengurus GNPI maupun dari FPI mengucapkan apresiasi terhadap umat Islam yang mengawal habib dan ulamanya, Siap bela ulama?,” kata Habib Rizieq yang dijawab “Siaappp..” oleh ribuan massa.
Dalam orasinya, ia juga mengungkap bahwa pemeriksaan dirinya sebagai saksi terkait kasus palu dan arit dalam mata uang baru berjalan lancar. Ia juga mengatakan bahwa alasan sistem keamanan yang dikatakan BI dengan sistem rectoverso mempunyai ribuan alternatif lain.
“Jika BI menggunakan metode rectoverso, maka kami menjawab sesungguhnya teknologi pengamanan uang kertas dengab metose rectoverso mempunyai ribuan alternatif, tapi kenapa harus palu arit?,” kata Habib.
Habib juga mengatakan, bahwa perotes terhadap logo BI didalan uang yang menyerupai ‘Palu dan Arit’ bukan oleh dirinya, tapi juga oleh banyak orang yang peduli.
Habib juga berharap agar keterangannya dalam pemeriksaan tadi dapat dijadikan pertimbangan untuk menarik uang yang berlogo mirip palu dan arit tersebut.
Dengan lantang dan tegas Habib juga mengajak agar massa dan umat Islam selalu siap untuk mengganyang Neo Komunisme di Indonesia.
Mengakhiri orasinya, Habib menghimbau agar ribuan massa yang ada untuk bubar dan pulang dengan tertib tanpa adanya sampah dan rumput yang patah dan rusak.
“Jangan ada rumput yang diinjak, jangan ada pohon yang patah, jangan ada sampah berserakan,” Pungkasnya (Iskandar)