MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Hiruk pikuk suara megaphone dari kedua kubu yabg saling hujat dan kadang menyemangati massa aksi di depan Auditorium Kementerian, Ragunan, Jakarta Selatan. Tak mengganggu dan bahkan tak terdengar dekat ruang sidang.
Begitupun dengan beberapa aparat kepolisian yang berjaga. Mereka seolah hapal apa saja materi demonstrasi ke dua kubu. Jumlah massa aksi juga lebih sedikit dari polisi yang jumlahnya sampai ribuan.
Aksi terkait sidang kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama ini sudah berlangsung sembilan kali.
Meski jumlahnya ribuan, para aparat berseragam cokelat ini tak begitu ketat mengawal para massa aksi.
Dua polisi ini misalnya, mereka asyik bermain catur. Sementara, satu temannya, khusuk memprediksi setiap langkah catur kedua teman seprofesi. Sesekali mereka ikut menggoyangkan kakinya, mengikuti ritme musik pop yang diputar dari mobil komando massa pendukung Ahok.
Walaupun massa aksi sudah dibatasi kawat berduri dan polisi menyiagakan kendaraan taktis Baraccuda. Beberapa aparat santai-santai saja. Seperti tak ada aksi unjuk rasa.
Dalam sidang ke sembilan ini, Jaksa penuntut Umum (JPU) menghadirkan tiga saksi dua saksi fakta yang dihadirkan JPU, mereka adalah dua nelayan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Jaenudin alias Panel, dan Sahbudin alias Deni.
Selain Jaenudin dan Sahbudin, JPU juga akan menghadirkan anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang juga dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN), Hamdan Rasyid.(Bams)