MEDIAHARAPAN.COM, Washington – Anggota kongres Muslim AS Ilhan Omar menjadi sasaran ancaman bom ketika dia berada di sebuah konferensi di Los Angeles, menurut situs berita The Blast.
Omar berbicara di sebuah jamuan makan untuk pertemuan Dewan Hubungan Islam-Amerika- di Los Angeles bulan lalu. Beberapa hari sebelum pidatonya, hotel tempat acaranya menerima telepon dari seorang wanita yang mengancam akan mengebom hotel karena membiarkan wanita anggota kongres itu masuk.
“Apa yang akan kalian lakukan jika saya katakan hotel kalian akan dibom. Itulah yang akan terjadi jika kalian membiarkan orang-orang seperti Ilhan Omar masuk ke hotel kalian. Dia berbahaya bagi masyarakat Amerika dan hotel kalian. Kalian tidak qkan membiarkan kakinya masuk ke sana jika kalian menghargai keselamatan kalian sendiri. Jangan izinkan dia di sana. Batalkan acara itu, “kata wanita itu dalam pesan suara ke hotel, demikian media The Blast menulis Rabu (3/4).
Polisi sedang menyelidiki insiden tersebut dan berencana mengambil informasi ponsel dari penelepon untuk menemukan tersangka.
Terlepas dari ancaman tersebut, anggota parlemen Minnesota itu melanjutkan untuk berbicara di acara yang juga diprotes oleh puluhan demonstran. Protes itu bagian dari kritik dan serangan yang sedang berlangsung terhadapnya, sejak dia mengkritik Israel, yang beberapa orang anggap sebagai anti-Semit.
“Saya ingin berbicara tentang pengaruh politik di negara ini yang mengatakan tidak apa-apa bagi orang untuk mendorong kesetiaan kepada negara asing,” kata Omar pada pertemuan di balai kota progresif awal bulan ini, merujuk pada Israel.
Pernyataan itu mendapat reaksi luas, dengan beberapa orang di Kongres melabelinya sebagai anti-Semit.
Omar meminta maaf atas komentar yang sama, tetapi kali ini dia menegaskan kembali bahwa dia tidak bersalah menjelaskan hubungan AS-Israel.
“Saya tidak bersalah menggambarkan hubungan kita dengan Israel. Saya telah mempertanyakannya, dan itu sudah jelas dari saya.
“Dua tindakan pertama saya sebagai Anggota Kongres adalah mensponsori undang-undang yang mengangkat posisi Utusan Khusus untuk memerangi anti-Semitisme — dan operasi pertama saya setelah pemilihan saya adalah menghadapi peningkatan kejahatan kebencian,” cuitnya
“Kekerasan supremasi kulit putih sedang meningkat secara global. Ekstremis sayap kanan menewaskan lebih banyak orang di AS pada 2018 dibandingkan tahun apa pun sejak 1995. Kekerasan anti-Semit menyumbang 58% dari kejahatan kebencian agama,” tambahnya. (Anadolu/bilal)