MEDIAHARAPAN.COM, Bandung – Ratusan perempuan menggelar aksi unjuk rasa menolak Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-KS) di sepanjang car free day (CFD) jalan Dago, ahad 7 juli 2019.
Sejumlah peserta mulutnya dilakban menyilang berdiri mematung tolak RUU P-KS dalam aksi teatrikal.
Aksi teatrikal tolak RUU P-KS ini diselenggarakan oleh aliansi Gerakan Perempuan (GPP) bandung, sebagai respon terhadap digulirkannya RUU P-KS yang sekarang sedang dibahas di DPR.
Dalam aksinya, para peserta membawa poster yang menyuarakan keresahan mereka,”moralitas dibungkam, RUU P-KS bukan solusi untuk perempuan baik-baik, keluarga dijaga dengan moral”. Dalam saetiap poster itu tertera hastag #TolakRUUPKS.
Marcia, Ketua Aliansi GPP mengungkapkan, “kami tetap dengan sikap menolak RUU P-KS untuk menymelamatkan ketahanan keluarga Indonesia, kami tidak ingin ketahanan keluarga Indonesia hancur karena RUU tersebut”.
Dia juga menegaskan “moral bangsa akan menjadi pertaruhan disana, kami juga dengan tegas tidak akan mengizinkan paham paham yang akan merusak moral bangsa tersebut ke Indonesia lewat RUU P-KS”.
Diva, salah seorang peserta aksi mengatakan,“selain nilai yang dibawa di dalam RUU P-KS bermasalah, RUU ini juga didukung habis habisan oleh kelompok LGBT”.
“Kita semua tahu bahwa perilaku LGBT itu sendiri ditolak oleh nilai nilai yang berlaku di Negara Indonesia, harusnya setelah kita tahu ideologi yang terkandung dalam RUU PKS bermasalah kita juga merasa tambah aneh dengan gencarnya dukungan kelompok LGBT tersebut,” papar Diva dalam keterangan resminya.
“Aksi teatrikal tolak RUU P-KS mendapat respon yang baik dari masyarakat, selain masyarakat yang setelah dijelaskan merasa nilai-nilai itu berbahaya, sebagian masyarakat juga ada yang mmemberikan dukungan seperti minuman untuk para peserta, dan juga dukungan secara moril”, tambah Jota, kordinator lapangan aksi tolak RUU P-KS. (bilal)