HENDARDI FITNAH TNI, FPI dan AKSI BELA ISLAM
Oleh: Faizal Assegaf
Ketua Setara Institute, Hendardi tampaknya makin frustasi menghadapi fenomena kebangkitan Islam yang dimotori oleh FPI, MUI, HTI dan ratusan ormas lainnya.
Bekas pengacara separatis Timor Leste tersebut menuding aksi superdamai yang dilakukan jutaan ummat Islam sebagai kelompok radikal dan intoleran.
“Sejak aksi 411 dan 212 saya termasuk yang mendesak agar Jokowi mendisiplinkan TNI yang tampak memiliki kepribadian ganda dalam menghadapi aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok intoleran,” kata Hendardi, (Tempo 8/1/2017).
Penyataan yang “ngawur” dan serupa dengan tudingan mantan Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan beberapa waktu lalu.
Hendardi juga memprotes kegiatan pelatihan bela negara oleh TNI kepada sejumlah santri FPI di wilayah Lebak Banten.
“Bagaimana mungkin organisasi semacam FPI, yang antikemajemukan dan memiliki daya rusak serius, menjadi partner kerja TNI dalam membela negara,” ujar Hendardi dalam siaran persnya.
Hendardi yang gemar dan setia membela oknum penista agama (Ahok) menunjukan kebencian secara sporadis kepada FPI dan ormas-ormas Islam yang menuntut keadilan.
Tegasnya, klaim FPI adalah organisasi radikal dan tidak layak bersinergi dengan TNI adalah pandangan yang primitif, islamophobia dan tidak bertanggungjawab.
Propoganda tersebut berbau doktrin PKI yang selalu menyudutkan organisasi Islam dengan stigma radikalisme, intoleran dan sebagainya.
Dimana misi utamanya bertujuan menghalangi ummat Islam dalam partisipasi membela NKRI dan menjalin kerjasama yang legal dengan TNI/Polri.
Tindakan hasutan dan fitnah tersebut mencerminkan watak premanisme, kebodohan akut dan sangat tidak etis. Harus dilawan dan diresposn secara tegas oleh ummat Islam!
Fakta menunjukan sangat jelas bahwa FPI, HTI, MUI dan sejumlah organisasi Islam justru sangat bermartabat dalam membangun budaya demokrasi yang visioner, sejuk dan damai.
Hal itu terlihat dengan jelas melalui aksi Bela Islam 411 dan 212 yang menuai simpati rakyat dan menghadirkan sejatinya politik Islam yang ramah dan Rahmatan Lil Alamin.
Berbeda dengan gerakan radikalisme misionaris gereja yang terlibat separatis di Papua yang berkhianat kepada NKRI. Namun mengapa Hendari bersikap bungkam terhadap fakta tersebut?
Faizal Assegaf
Ketua Progres 98