Teroris itu Kakakku (1)
Oleh : Denny JA
Dadaku bergetar
Berita itu halilintar
Teroris sedang diburu
Astaga! Ia kakakku, pelindungku
Dibalik tiga kejadian
Bom di gereja, ledakan kantor polisi
Teror di mall
Di balik kematian
Belasan warga sipil,
Aparat tingkat rendahan
Bocah tak berdosa
Polisi simpulkan
Santoso sang dalang
Dicari hidup atau mati
Dadaku bergetar
Waktu cepat berputar
Teringat saat bocah
Aku jatuh di sawah
Luka kaki tergores batu
Mengerang menangis aku
Santoso mengendongku
Sepanjang jalan memapah
“Sudah adik sayang
Pindahkan sakitmu ke abang”
Tak kulupa saat bocah
Kulaporkan kepada guru
Mencontek teman sebangku
Sepulang sekolah
Teman itu mengajak rombongan
Memukul mengeroyok aku
Santoso datang
Lawan semua
Kelahi satu lawan lima
Santoso luka parah
Katanya: tak boleh ada yang zalimi aku
Tak apa abang yang luka
Santoso sangat membela
Ia punya sayang
Terasa hingga ke sumsum tulang
“Adik, abang selalu sedia
Sejak Ayah tiada
Abang yang jaga
Jarak sepuluh tahun usia
Ia pilih bekerja tak sekolah
Bantu ibu hidupi keluarga
Sekolahku perlu biaya
Bagiku, Santoso tak hanya abang
Ia pelindung
Ia guru
Cahaya hatiku
Sepekan sekali
Santoso ajak aku
Ia hibur aku
Ke Gua dekat hutan
Ia sering duduk sembunyi di sana
Katanya, itu rumah yang kedua
Entah mengapa,
Lima tahun sudah
Santoso hilang dari rumah
Ia bertukar jiwa
Misteri, penuh rahasia
Katanya ada tugas mulia
Santoso tiada lagi kabar
kecuali berita samar
Katanya Ia ke Afganistan
katanya diajak teman
Hingga tiba itu bencana
Polisi ingin Ia punya nyawa
Ya Allah
Kuterima ujianmu
Tapi jangan yang ini
Cita citaku sejak lama
Tegak tegap sebagai polisi
Kuingin menjaga negri
Tapi bagaimana dengan Santoso?
Sampai hatikah aku?
Menangkap abang sendiri?
kuhianatikah pelindungku?
Menjebak penolongku?
Tegakah aku?
Di Mushola, batin bertempur
Remuk rasa tiada rupa
Dari sore ke pagi
Tiga hari sudah
Aku harus apa?
Hingga bergema di hati
Pesan kitab suci
“Berpihaklah pada yang adil
Ikatkan batin pada yang benar
Lampaui ikatan darah
walau harus melawan Ayah,
menentang kakak sekandung .” (2)
Memilih jalan yang lurus (3)
Tak peduli menang atau kalah (4)
“Maafkan Aku Santoso
Harus kehentikan aksimu”
(Subuh itu, kubawa pasukan
Menyelinap gua rahasia
Tempat Santoso hibur aku era bocah)
Santoso tak menyerah
Aku berhadapan mata
Ia tak menembakku
Hanya satu kata ia sebut
“Lakukan tugasmu, Adik”
Tapi Ia menembak rekanku
Ia tembak lagi yang lain
Gugur temanku
Maafkan aku abang
kutembak Santoso
Ia terkapar
Aku menangis
Sejadi-jadinya
Ya Allah, pesanMu
Telah tunaikah?
Mei 2018
CATATAN KAKI
- Puisi esai mini ini dialog saya dengan situasi, dan diinspirasi dengan prinsip di JUZ 10 Al-Quran, Q. 8:41- Q.9: 92
- Ikatan batin individu pada keadilan dan kebenaran haruslah ikatan yang paling kuat. Ikatan itu bahkan harus mengalahkan ikatan batin keluarga sedarah.
Begitu kuatnya ikatan batin individu kepada keadilan dan kebenaran bahkan kita diharuskan mengambil jarak dengan bapak dan saudara kandung sekalipun jika mereka tak adil dan membawa keburukan.
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan bapa-bapa kamu dan saudara-saudara kamu sebagai orang-orang yang didampingi jika mereka memilih kufur dengan meninggalkan iman; dan sesiapa di antara kamu yang menjadikan mereka orang-orang yang didampingi, maka merekalah orang-orang yang zalim.”
Q. 9: 23
- Mereka yang berjuang agar lingkungannya lebih adil, menyentuh sekeliling agar melakukan kebajikan, apalagi dengan mengikhlaskan sumber daya yang mereka punya, adalah manusia unggul. Kualitas para pejuang ini dikiaskan dengan “lebih tinggi derajatnya di sisi Allah”
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Q. 9:20
- Mereka yang berjuang untuk keadilan dan suarakan kebenaran tak ada jaminan berhasil dalam perjuangannya. Namun pilihan jalan itu sendiri sudah berkah. Jika itu dijalankan dengan hati yang ikhlas dan penuh kesadaran, ini sikap hidup dan mindset yang melahirkan kebahagiaan.
Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridhaan dan surga. Mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal.
Q. 9: 21