• Redaksi
  • Kode Etik
Media Harapan
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video
No Result
View All Result
Media Harapan
No Result
View All Result
Home Citizen Artikel

Terbentuknya Negara : Pemikiran Barat vs Muslim

by Handriansyah
19 December 2024 11:49
in Artikel, Citizen, Opini
0
Terbentuknya Negara : Pemikiran Barat vs Muslim

Oleh : Indah Permatasari

(Mahasiswa Universitas Nahdhatul ulama fakultas hukum prodi ilmu hukum)

NIM : 24200023

Sejak awal peradaban, konsep tentang negara atau pemerintah telah menjadi topik perdebatan yang menarik di kalangan filsuf, cendikiawan dan pemimpin. Dua perdebatan besar yang membentuk pandangan kita terhadap negara adalah Pemikiran Barat dan Pemikiran Muslim. Terbentuknya negara di dunia Barat dan dalam tradisi Islam menawarkan perspektif yang berbeda. Baik dari segi teori politik, nilai-nilai yang mendasarinya, maupun tujuan dari pembentukan negara itu sendiri.

Sejarah dan Pemikiran Barat tentang Negara

Pemikiran Barat tentang negara berkembang dari era klasik hingga modern, mencerminkan perubahan sosial, politik, dan intelektual. Pada era Yunani kuno, Plato melalui The Republic menggambarkan negara ideal yang bertujuan mencapai keadilan dengan penguasa yang bijaksana (Filsuf Raja). Aristoteles dalam politics, menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan negara untuk mencapai kebahagiaan (eudaimonia).

Pada masa Romawi, hukum menjadi Pusat pemikiran negara dengan Cicero menekankan pentingnya hukum sebagai dasar stabilitas negara. Abad pertengahan membawa pengaruh teologi, dengan Santo Agustinus dalam The City of God yang memandang negara sebagai alat sementara untuk menjaga ketertiban duniawi. Thomas Aquinas mengembangkan ajaran Kristen dan filsafat Aristoteles, melihat negara sebagai sarana untuk mewujudkan hukum Ilahi.

Renaisans menggeser pandangan negara kearah sekuler. Niccold Machiavelli, dalam The Prince menekankan kekuasaan dan pragmatisme, memisahkan politik dari moralitas. Pada abad pencerahan, konsep kontrak sosial mendominasi. Thomas Hobbes melihat negara sebagai perlindungan hak asasi manusia. Sementara Jean-Jacques Rousseau mengedepankan kehendak umum sebagai dasar kedaulatan rakyat.

Di era modern, Hegel memandang negara sebagai manifestasi tertinggi dari kehendak umum. Karl Marx melihatnya sebagai alat kelas dominan dan Max Weber mendefinisikannya melalui monopoli kekerasan yang sah. Pemikiran Barat tentang negara menekankan evolusi dari teologi menuju rasionalitas, kedaulatan rakyat, dan perlindungan hak individu, yang menjadi dasar sistem pemerintahan modern.

Sejarah dan Pemikiran Muslim tentang Negara

Pemikiran politik dalam tradisi muslim berakar pada nilai-nilai yang termuat dalam AlQuran dan Hadist. Dalam islam, negara adalah alat untuk menerapkan keadilan dan mencapai kesejahteraan berdasarkan hukum syariah. Salah satu dasar yang penting adalah konsep khalifah atau pemerintah yang mengemban umat Allah untuk menjaga umat dan menegakkan hukum-Nya di bumi. Pemimpin negara atau khalifah bertanggung jawab untuk melindungi agama, menjalankan keadilan dan menjaga kesejahteraan rakyat.

Para pemikir muslim klasik seperti Al Mawardi dan Ibnu Khaldun mengembangkan konsep negara yang berbasis pada syariah. Al-Mawardi misalnya, dalam kitabnya Al-Ahkam AsSulthaniyyah. Sementara itu, Ibnu Khaldun melihat negara sebagai bentuk solidaritas sosial. Di era modern, Pemikiran barat tentang negara di dominasi oleh prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia dan sekularisme. Negara sekuler menurut Barat adalah negara yang memisahkan kekuasaan agama dari kekuasaan politik. Ini menjadi model yang dianut oleh Sebagian besar negara Eropa dan Amerika Utara Dimana kebebasan beragama tetapi dihormati. Namun Keputusan negara harus Independen dari ajaran agama.

Namun, yang penting harus dicatat bahwa ada realisasi dalam pemikiran Islam mengenai bentuk negara dan model pemerintahan. Sebagian ulama mendukung model teokrasi yang lebih kental. Sementara yang lain lebih menekankan pada sistem pemerintahan yang demokrasi dan tetap mempertahankan prinsip-prinsip syariat sebagai dasar moral dan hukum negara. Tujuan utama negara adalah melaksanakan perintah Allah dan memastikan kesejahteraan umat sesuai
hukum Islam. Beberapa pemikir islam kontemporer, menekankan bahwa negara harus menjadi instrumen untuk menerapkan hukum islam secara menyeluruh. Bagi mereka, negara islam harus menjaga keselarasan antara kebebasan individu dengan kewajiban kolektif untuk menjalankan hukum Allah SWT yang merupakan bentuk keadilan sejati.

Di era modern, para pemikir muslim seperti Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh dan Hasan Al-Banna menyerukan reformasi terhadap pemikiran politik islam. Mereka berpendapat bahwa umat islam harus mengembangkan negara yang tetap berpijak pada syariah, namun relevan dengan tantangan zaman modern. Pandangan ini mengarah pada terbentuknya negara dengan konsep Negara Islam Modern. Dimana pemerintahan mengadopsi nilai-nilai islam tetapi tetap terbuka terhadap gagasan modern seperti demokrasi.

Bagaimana Pemikiran yang dianut Indonesia?

Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk mayoritas Muslim memiliki pendekatan yang unik dalam pembentukan negara. Para pendiri bangsa menghadapi perdebatan besar tentang dasar negara. Apakah negara ini harus menjadi negara Islam atau Sekuler? Kemudian lahirlah Pancasila yang dianggap sebagai dasar negara dan menjadi Solusi yang mencerminkan kekhasan Indonesia. Dengan sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang diartikan sebagai diakuinya keberadaan agama dalam kehidupan bernegara, namun tidak menjadikan agama tertentu sebagai dasar negara. Hal ini mencerminkan semangat toleransi dan keragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Kesimpulan

Pemikiran Barat dan Pemikiran Islam memiliki pandangan yang berbeda terkait terbentuknya negara. Pemikiran Barat menekankan aspek kemanusiaan dan sekularisme. Sementara Islam berlandaskan Teosentrisme dan aturan agama. Keduanya bertujuan menciptakan kesepakatan, namun berbeda dalam sumber legitimasi , nilai dasar, dan tujuan negara. Di Tengah tantangan modern, Dimana tuntutan terhadap hak asasi manusia dan demokrasi, Indonesia dihadapkan pada tanggung jawab untuk terus mengevaluasi diri. Pemikiran barat yang mendorong demokrasi dan sekularisme memang memberikan inspirasi bagi kemajuan negara. Disisi lain nilai-nilai Islam yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan sosial tetap dianggap relevan untuk menjaga stabilitas Masyarakat. Dalam era globalisasi dan modernisasi ini, sangat penting bagi Indonesia untuk mempertahankan dan menjaga keharmonisan antara kepercayaan agama dan keberagaman.

Comments

comments

Previous Post

Melalui Konferensi Internasional Muslimah, JIC Ingin Tingkatkan Peran Perempuan

Next Post

Ketua TPPKK Tanah Datar Terus Dorong Kreativitas UMKM Melalui Pembinaan UP2K

Handriansyah

Next Post
Ketua TPPKK Tanah Datar Terus Dorong Kreativitas UMKM Melalui Pembinaan UP2K

Ketua TPPKK Tanah Datar Terus Dorong Kreativitas UMKM Melalui Pembinaan UP2K

BERITA POPULER

Orang Sholeh Yang Diam Menyaksikan Kemungkaran Maka Ia Terlaknat

Orang Sholeh Yang Diam Menyaksikan Kemungkaran Maka Ia Terlaknat

29 April 2019 08:25
10 Alat Bantu Fotografi yang Wajib Diketahui Pemula

10 Alat Bantu Fotografi yang Wajib Diketahui Pemula

28 August 2023 14:39
Indonesia Peace Convoy Buka Pendaftaran Global March to Gaza

Indonesia Peace Convoy Buka Pendaftaran Global March to Gaza

14 June 2025 21:27
Cara memperbaiki printer mp287 dengan kode error e03

Cara memperbaiki printer mp287 dengan kode error e03

20 April 2023 09:33
Kanalnya Dihapus YouTube, KalamTV Duga Google Indonesia Pro Zionis

Kanalnya Dihapus YouTube, KalamTV Duga Google Indonesia Pro Zionis

12 June 2025 19:16
Terbentuknya Negara : Pemikiran Barat vs Muslim

Terbentuknya Negara : Pemikiran Barat vs Muslim

19 December 2024 11:49

BERITA TERBARU

Presiden PERBATI Temui Federasi Tinju Thailand, Jajaki Kerja Sama Pembinaan Atlet

Presiden PERBATI Temui Federasi Tinju Thailand, Jajaki Kerja Sama Pembinaan Atlet

17 June 2025 20:05
Kesejahteraan Petani Wujud Kedaulatan

MPSI Desak Presiden Copot Menteri ATR Nusron Wahid Diduga Main Mata Kasus HGB PIK 2 di Pesisir Tangerang

16 June 2025 04:32
Strategi Bola Terbaik: Kunci Kemenangan di Lapangan Sepak Bola

Strategi Bola Terbaik: Kunci Kemenangan di Lapangan Sepak Bola

15 June 2025 09:58
Indonesia Peace Convoy Buka Pendaftaran Global March to Gaza

Indonesia Peace Convoy Buka Pendaftaran Global March to Gaza

14 June 2025 21:27

Follow Us

Media Harapan merupakan web portal berita berbasiskan citizen jurnalism yang menyajikan berbagai peristiwa yang terjadi baik dalam maupun luar negeri. Semua materi dalam situs mediaharapan.com boleh di copy guna keperluan pengembangan pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya peningkatan inteligensi pemuda-pemudi Indonesia dan referensi non komersil dengan mencantumkan mediaharapan.com sebagai sumbernya. Semua masyarakat khususnya pemuda-pemudi Indonesia dapat berpartisipasi sebagai citizen jurnalism dengan mengirimkan rilis, informasi, berita, artikel, opini atau foto untuk dipublikasikan melalui alamat email Redaksi.

Recent News

Presiden PERBATI Temui Federasi Tinju Thailand, Jajaki Kerja Sama Pembinaan Atlet

Presiden PERBATI Temui Federasi Tinju Thailand, Jajaki Kerja Sama Pembinaan Atlet

17 June 2025 20:05
Kesejahteraan Petani Wujud Kedaulatan

MPSI Desak Presiden Copot Menteri ATR Nusron Wahid Diduga Main Mata Kasus HGB PIK 2 di Pesisir Tangerang

16 June 2025 04:32
  • Redaksi
  • Kode Etik

© 2019 mediaharapan.com - By Wahana Muda Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video

© 2019 mediaharapan.com - By Wahana Muda Indonesia