MEDIAHARAPAN.COM, Kota Solok – Puluhan wartawan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Wartawan Solok (F-Kuwas) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Balaikota Solok, Sumatera Barat, Kamis (15/6/2017) sore.
Aksi Unjuk rasa ini dilakukan sebagai wujud Solidaritas antara sesama insan pers sekaligus sebagai bentuk protes atas sikap Wakil Walikota Solok Reinier Dt. Intan Batuah yang telah melakukan penggerebekan terhadap sebuah warung internet (Warnet) milik Yulicef Antoni (Anton) yang merupakan salah seorang wartawan di Kota Solok pada Selasa malam (13/6/2017)
Dengan menggunakan sejumlah alat peraga berupa poster puluhan wartawan ini menuntut permintaan maaf Wawako Reinier atas aksi sepihaknya serta menuntut penyelesaian kasus penggerebekan sepihak tersebut.
Ketua F-Kuwas Raunis Natase, dalam aksinya mengatakan bahwa aksi penggerebekan yang dilakukan oleh Wawako tanpa didahului oleh sosialisasi ataupun pemberitahuan sehingga hal ini sangat melukai perasaan sesama wartawan.
“Kami tidak terima saudara kami diperlakukan seperti ini. Selama ini, hubungan wartawan dengan Pemko Solok sangat baik. Apalagi dengan Anton. Perlakuan ini telah mencederai perasaan kami. Sebab, penggerebekan yang dilakukan Wawako Reinier tanpa didahului dengan sosialisasi dan peringatan tentang jam kerja dan aturan pengoperasian.” Kata Raunis Natase.
Yang sangat disesalkan pada saat penggerebekan selasa malam itu hanya warnet Anton saja yang digerebek, sementara 6 buah warnet yang berada di lokasi berdekatan tetap beroperasi dan tidak digerebek ataupun ditutup. sehingga para insan pers ini menduga ada sejenis sentimen pribadi antara Wawako dengan Anton yang kesehariannya aktif dalam pemberitaan.
“Kalau Wawako Reinier sentimen kepada Anton, lebih baik bicara terus terang. Atau beliau memang tidak ingin bermitra dengan wartawan,” Ungkap Raunis Natase.
Raunis menceritakan bahwa pada Penggerebekan tersebut terasa sedikit berbeda karena Reinier melakukan aksi tersebut hanya bersama ajudannya. Setelah menghardik para pengguna Reinier lalu menelepon Satpol PP dan memerintahkan untuk datang.
Tidak lama berselang, satu truk petugas Satpol PP tiba di lokasi. Mengetahui pemilik warnet adalah Anton, sejumlah petugas terlihat enggan. Apalagi setelah sejumlah wartawan yang biasa mangkal di Press Room Balaikota Solok juga berdatangan ke lokasi, menunjukkan aksi simpatik.
Secara terpisah Anton mengatakan bahwa dirinya terkejut dengan kedatangan Wawako bersama ajudannya ke usaha Warnet miliknya, dan mengira kedatangan tersebut sebagai silaturrahmi pada usaha kecil yang dimilikinya. namun ternyata perkiraannya tersebut meleset, karena secara tiba-tiba Wawako langsung menghardik para pengguna warnet.
“Saya terkejut, Pak Reinier tiba-tiba sudah berada di depan warnet. Saya mengira beliau bermaksud bersilaturahmi ke usaha kecil-kecilan ini. Namun begitu masuk, beliau langsung menghardik para pengguna warnet. Mereka yang rata-rata anak-anak langsung ketakutan. Apalagi ajudannya juga ikut berteriak-teriak. Saya sempat mengatakan bahwa warnet ini punya saya, namun beliau tidak bergeming,” Kata Anton.
Para pengguna warnet yang umumnya adalah anak-anak, kemudian didata, termasuk alamat, asal sekolah dan nama kedua orang tuanya. Mereka kemudian diperintahkan pulang ke rumahnya masing-masing.
Istri dan anak-anak Anton yang menangis coba ditenangkan oleh sejumlah wartawan. Bahkan beberapa lembar uang seratus ribu sempat berusaha diberikan Reinier ke Istri Anton, namun ditolak mentah-mentah. Begitu juga kepada anaknya yang masih balita. Si kecil itu terus-terusan menangis melihat para petugas Satpol PP ramai di lokasi.
“Usaha warnet Anton ini adalah usaha kecil. Kami tidak ingin usaha kecil ini ditindas. Kalau memang ingin menggerebek, lakukanlah terlebih dahulu sosialisasi dan kalau dirazia, Pemko harus berlaku adil dengan merazia seluruh warnet,” jelas Raunis Natase.
Hingga kemarin, belum ada tanggapan dari Reinier maupun Pemko Solok. Bahkan, undangan buka bersama yang dilakukan di Rumah Dinas Wakil Walikota Solok, tidak dihadiri oleh wartawan Solok. Mereka memilih menunjukkan aksi simpatik untuk menunjukkan harga diri wartawan di Kota Solok dan Kabupaten Solok. (Amel/Wel)