BAZNAS : “Dampingi Mustahik Jakarta Barat”

Ketimpangan ekonomi dan kemiskinan ibu kota Jakarta menjadi tantangan pengentasan bagi BAZNAS. Hal ini telah menjadi sorotan dan perhatian BAZNAS Pusat ungkap Gusrie Effendi selaku senior Officer ekonomi BAZNAS dalam pendampingan Mustahik di Aula Yayasan Darul Mutaqin Kedaung Kali angke Cengkareng Jakarta Barat (15/04/2018)

permohonan para mustahik (golongan yang berhak menerima Zakat), maka perlu di follow up terkait langkah selanjutnya untuk pendamping sehingga target pengentasan kemiskinan dapat tercapai.

Gusrie menjelaskan “Para mustahik yang telah dilayani secara administratif di organisir kembali oleh tim ekonomi BAZNAS untuk mendapat pendampingan”. Pendampingan ini menerapkan pendekatan partisipatif dimana program dan agenda di susun oleh mustahik sesuai kebutuhan dan difasilitasi tim BAZNAS.

“Dari 20 orang mustahik yang mengajukan permohonan; 17 orang sudah mendapat bantuan, 3 orang masih dalam proses pencairan” ungkap Fahrial sebagai perwakilan mustahik cengkareng.

“Kami bersama teman-teman mustahik sepakat membentuk koperasi mustahik sebagai wadah usaha bersama, yang di fasilitasi tim ekonomi BAZNAS melalui kurikulum mustahik”, ungkap Fahrial.

mustahik adalah bagian dari program pendampingan BAZNAS. Para mustahik mengikuti pertemuan untuk penguatan usaha yang sedang dilokoninya. Target bidang ekonomi BAZNAS minimal 80% peserta kurikulum ini sukses di dampingi.

Keberhasilan yang di niukur adalah tingkat mentalitas usaha melalui kesadaran beribadah, berinfak dan bersedekah sehingga mendatangkan keberkahan, dapat mengelola usaha dengan baik, memutarkan modal dan peningkatan tabungan, standarisasi produk dan penguatan pasar, ungkap Gusrie.

mengharapkan pendampingan ekonomi mustahik di Jakarta Barat sukses. Kami sedang merumuskan rool model pendampingan ekonomi mustahik yang sukses. Apalagi Jakarta Barat adalah kawasan ekonomi yang strategis di Ibu Kota

BAZNAS telah merencanakan program pendampingan ekonomi bagi mustahik dimasa datang. Insya Allah kedepan ada Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM), BAZNAS Mikrofinance dan Zakat Communty Development untuk Pedesaan” pungkas Gusrie.