MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Dalam Diskusi Yang digelar Nawacita Watch menyimpulkan praktek diskriminatif Dirjen Tanaman Pangan atas Benih Litbang melalui surat No.227/KU.100/C/03/2017 diselenggarakan Nawacita Watch dan Konsorsium Produsen Benih Balitbangtan. Diskusi terbatas di Tebet Timur Dalam Jakarta Selatan 22/03/2017
Dalam rilisnya, Hasan Sufyan, Direktur NawaCita Watch menyebutkan, Diskriminasi harga ini sebagai bagian Upaya melanggengkan hegemoni benih Impor dengan menekan Harga Benih lokal yang nota benenya dihasilkan oleh peneliti Litbang Kementan dan telah didukung pemerintah dan DPR dengan Alokasi 40% untuk peningkatan produksi Jagung Nasional
“Varietas Litbang sudah teruji mampu mengangkat produktifitas Jagung nasional, ada sembilan Varietas Litbang secara Kualitatif mampu menyaingi Benih Impor ” Tegas hasan.

Dia mengungkapkan,Penetapan harga yang Disparitasnya Sangat jauh antara Benih Lokal dan benih impor oleh Dirjen tanaman menandakan adanya upaya menghancurkan Program stop impor dan program Kemandirian Benih dan teknologi Pertanian yang susah payah dibangun oleh Mentan A.Amran Sulaiman.
Karena varietas Litbang ini dihasilkan oleh peneliti Litbang pakai uang Negara. ini malah diremehkan oleh dirjen tanaman pangan Kementan yang dulu pernah berproses sebagai Peneliti. Jelas Hasan.
“Produsen Benih Litbang sudah Komit mendukung penuh penemuan Anak-anak bangsa yang ada di balit Serealia, khususnya Pengembangan Jagung Hibrida sehingga harusnya kami diback up juga oleh Pemerintah”. Jelas Bambang sutrisno perwakilan Konsorsium Produsen Benih Balitbangtan.
Untuk diketahui, penyusunan HPS Ditjen Tanaman Pangan tidak melibatkan kami selaku produsen benih jagung Balitbangtan, diumumkan setelah kami berproduksi. Ungkap Bambang
Bambang menjelaskan bahwa harga acuan tersebut jauh dibawah biaya produksi yang mampu kami tanggung. Modal biaya produksi Benih Impor dan Litbang itu sama, Kami Produsen benih Litbang Bayar ke Negara, bayar royalty untuk peneliti.
Secara Kualitas dan kuantitas hasil produksi benih Litbang bersaing sama Benih Impor. Tidak mungkin Kementan mengijinkan peredaran varietas Litbang sekiranya dapat merugikan Petani Kita.
Kejanggalan lain dari Surat penetapan Harga varietas Litbang ini tidak disampaikan ke Mentan A.Amran, kesannya oknum ini bertindak sembunyi-sembunyi karena suratnya tidak ditembuskan kepada Mentan. Indikasinya Mereka tidak ingin ketahuan. Ungkap Bambang.
“Kebijakan ini melemahkan moral para Peneliti Litbang, Tanpa dukungan hasil riset teknologi pencapaian Swasembada Pangan Indonesia yang diamanahkan Nawacita akan mustahil” tandas Hasan Sufyan
Sadar atau tidak, Diskriminasi Dirjen Tanaman pangan juga bentuk pengkhianatan, Kebanggaan serta apresiasi tinggi Presiden Joko Widodo atas Hasil penemuan Peneliti Litbang. Salah satu Support Presiden memberi label Nama untuk penemuan Varietas peneliti Litbang yang dilaunching langsung beberapa waktu lalu di Boyolali.
Ketetapan harga tersebut tidak hanya mencederai komitmen Investor pada penguatan varietas benih Lokal tapi juga mencederai Komitmen Nawacita menegakkan kembali kejayaan Pertanian Nusantara, yang salah satu modalnya kemandirian Benih.
Sungguh sangat disayangkan, target Swasembada Jagung 2018 dibuktikan Kerja Tanpa kenal Lelah Mentan A. Amran mewujudkan Amanah Nawacita malah dikhianati oleh permainan terselubung antara Oknum Kementan dengan Importir Benih.
Direktur Nawacita Watch meminta Menteri Pertanian Republik Indonesia segera mengusut praktek kotor di direktorat Tanaman Pangan karena berpotensi menghambat pengembangan serta Pemanfaatan Benih Litbang sebagai Modal utama wujudkan Swasembada jagung 2018, Pungkas Sufyan. (Ispi)