Oleh: Muslim Arbi
(Gerakan Aliansi Laskar Anti Korupsi)
Jumuan itu merusak polisi dan menyimpan sejumlah pertanyaan. Diantara nya, ada hubungan apa antara para pembacok dengan Kapolda Metro Jaya? Ini sesuatu yang tidak biasa.
Pertanyaan lain, adalah apakah para pembacok ini di anggap sukses membacok Hermansyah sehingga di anggap pahlawan dalam kasus chat mesum yg sampai detik ini publik masih bertanya tanya? Dan Pakar IT ITB Dr Hermansyah, korban bacokan itu menepis kebenaran chat mesum yang di tuduhkan kepada Habib Rizieq Shihab, sebagai chay asli tapi palsu itu.
Sampai detik ini, upaya mobilisasi opini agar mendapat legitimasi publik dan pakar seolah chat mesum itu benar di lakukan oleh HRS, ternyaata gagal, termasuk berkas perkara Firza Husein terkait chat mesum, yang sdh di limpahkan ke Kejaksaan, tapi, lalu berkas itu di kembalikan oleh Kejaksaan ke Kepolisian.
Tidakkah, pertemuan atau sejenis jamuan antara Kapolda Metro, seperti dalam foto yang tersiar itu, tidak mengungkap motif dan misteri pembacokan dengan kasus chat mesum, mengingat posisi Hermansyah sebagai pakar IT yang sudah lakukan bantahan kebenaran chat mesum tsb?
Bahkan tersiar juga info, bahwa sebelum peristiwa pembacokan yang terjadi di KM 6 Tol Jagorawi arah ke Bogor itu, oleh Kuasa Hukum Firza Husein sebut nama Herman sebagai pakar IT yang akan di pakai sebagai saksi Ahli dalam pemeriksaan di Polda Metro, selasa (12/7), kemarin?
Juga, sebelum terjadi peristiwa tragis, sadis dan tindakan biadab yang dinilai oleh sejumlag kalangan atas Pakar IT, Saksi Ahli meringankan HRS itu mendapat ancaman.
Lalu, tidak kah semua rangkaian peristiwa yang di alami oleh Herman, kawan2 sebut nya, dapat di jadikan penelusuran dan pengusutan pihak polisi terhadap motif tindakana kejahatan dan percobaan pembunuhan atas Alaumni Teknik Fisika ITB angkatan 89 itu?
Tidakkah, jamuan makan antara Kapoldaa M Iriawan dengan pembacok itu dapat di simpulkan oleh Publik bahwa, meski ada ancaman dari pihak kepolisian terhadap siapa saja yang kaitkan dengan aksi pembacokan dengan posisi Hermansyah sebagai pakar IT? Tapi pertemuan itu, rasa nya sulit merem pendapat dan asumsi publik bahwa jangan2 Iriawan bermain di balik peristiwa sadis ?
Atau semacam pemberiatuan atau ekpose ke pada kalangan siapa saja yang mensponsori dan menginginkan Herman itu harus “lenyap” sehingga tidak ada lagi saksi Ahli lain yang di pakai oleh HRS untuk menggagalkan tuduhan kebenaran atas diri nya? Kenapa pula pihak kepolisian berang atas tersiar nya gambar pertemuan itu?
Jakarta, 13 Juli 2017